iklan akhir

Sunday, October 15, 2017

Perjuangan Rasul Memberantas Kebodohan

Jika dizaman kita banyak orang atau kelompok meneriakkan pentingnya belajar ilmu dan pentingnya memerangi kebodohan dan memberantas habis buta huruf, maka sungguh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah mendahului mereka, Beliau telah lebih dulu berjuang untuk hal itu dan bukan hanya berjuang tapi perjuangan beliau sungguh berhasil sehingga kaum yang dulunya disebut dengan jahiliyyah berubah total menjadi para ilmuwan yang ilmunya sangat luas dan kaum yang dulunya terkebelakang berubah menjadi kaum yang memimpin kaum lainnya dalam banyak hal, apakah itu dalam keilmuwan atau bahkan kekuasaan, sebab mereka yang dulunya tinggal di jazirah yang dikenal sebagai jazirah terkebelakang dan ketinggalan zaman berubah dengan berkat Beliau menjadi kaum yang disegani dan terkenal dengan berbagai kemajuan di berbagai bidang. Itu semua terjadi berkat perjuangan Rasulullah dan perhatian Beliau yang sangat besar terhadap penyebaran ilmu dan pengentasan kebodoahan dan buta huruf.

Jika anda bertanya apa buktinya ucapan-ucapan diatas...? Banyak hadits yang menunjuk kearah tersebut tapi dari sekian hadits, hadits berikutlah yg paling menunjukkan perhatian besar beliau dalam mengentaskan kebodohan dan buta huruf, simak hadits dibawah ini..!

عن علقمة بن سعد بن عبد الرحمن بن ابرز عن ابيه عن جده: عبد الرحمن بن ابرز رضي الله عنه قال: 
خطب رسول الله صلى الله عليه وسلم ذات يوم فحمد الله واثنى عليه ثم ذكر طوائف من المسلمين فأثنى عليهم خيرا 

Dari ‘Alqomah bin Sa’ad bin Abdurrahman bin Abroz dari ayahnya dan kakeknya yaitu Abdurrahman bin Abroz radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: Rasulullah berkhutbah disuatu hari lalu beliau bertahmid kepada Allah dan memujiNya lalu beliau menyebut beberapa kelompok muslimin dan beliau puji mereka

ثم قال: ما بال اقوام لا يفقهون جيرانهم ولا يعلمونهم ولا يفطنونهم ولا يأمرونهم ولا ينهونهم..!؟
وما بال اقوام لا يتعلمون من جيرانهم ولا يتفقهون ولا يتفطنون..!؟
والله ليعلمن قوم جيرانهم ويفقهونهم ويفطنونهم ويأمرونهم وينهونهم وليتعلمن قوم من جيرانهم ويتفقهون ويتفطنون او لأعاجلنهم العقوبة في الدنيا.

Kemudian beliau berkata: kenapa ada sekelompok kaum yg tidak mengajarkan fiqih pada tetangga mereka, tidak mengajarkan mereka, tidak mencerdaskan mereka, tidak beramar ma’ruf dan menjalankan nahi munkar pada mereka..!?

ثم نزل فدخل بيته فقال قوم من ترونه عنى بهؤلاء؟ قالوا نراه عنى الاشعريين هم قوم فقهاء ولهم جيران جفاة من اهل المياه والاعراب

Lalu beliau turun (dr mimbar) lalu masuk kedalam rumahnya, berkata kaum: “menurut kalian siapa yg dimaksudkan oleh Rasul?” Mereka berkata: “sepertinya yg mereka maksudkan adalah orang-orang asy’ariyyin, mereka orang-orang pintar tapi tetangga mereka .....

فيلغ ذلك الاشعريين فأتوا رسول الله صلى الله عليه وسلم فقالوا : يا رسول الله ذكرت قوما بخير وذكرتنا بشر فما بالنا؟ فقال ليفقهن قوم جيرانهم وليفطننهم وليأمرنهن ولينهونهم وليتعلمن قوم من جيرانهم ويتفطنون ويتفقهون او لأعاجلنهم العقوبة في الدنيا

Lalu sampailah berita itu kepada kaum asy’ariy maka mereka mendatangi Rasulullah mereka berkata: “wahai Rasulullah, tuan sebut sekelompok kaum dengan yg baik lalu tuan sebut kami dengan yg buruk, apa salah kami?”.
Beliau berkata: “sungguh ada kaum yg mengajarkan fiqih pada tetangga-tetangga mereka dan mencerdaskan mereka, melakukan amar ma’ruf dan menjalankan nahi munkar pada mereka, dan sungguh ada kaum yg belajar dari tetanga-tetangga mereka, dicerdaskan oleh mereka dan diajarkan fiqih oleh mereka atau aku akan segerakan hukuman pada mereka didunia”

فقالوا: يا رسول الله أنفطن غيرنا؟ فاعاد قوله عليهم فأعادوا قولهم: أنفطن غيرنا؟ فقال ذلك ايضا فقالوا امهلنا سنة فامهلهم سنة ليفقهوهم ويعلموهم ويفطنوهن

Mereka berkata: “wahai Rasul, apakah kami harus mencerdaskan selain kami?”, maka Rasulpun mengulangi ucapannya tadi kpd merekalalu mrk ulangi ucapan mrk: “apa kami harus mencerdaskan selain kami?” Lalu beliau ucapkan itu lagi, maka merekapun berkata: “berikami waktu setahun”. Maka Rasulpun memberikan mereka waktu setahun untuk mengajarkan mereka fiqih, mengajarkan mereka ilmu dan mencerdaskan mereka.

ثم قرأ رسول الله صلى الله عليه وسلم هذه الاية: لعن الذين كفروا من بني اسرائيل على لسان داود وعيسى بن مريم ذلك بما عصوا وكانوا يعتدونكانوا لا يتناهون عن منكر فعلوه لبئس ما كانوا يفعلون

Kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam membaca ayat ini:
“Telah dilaknat orang-orang kafir dari kalangan Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yg mereka lakukan. Sesungguhnya amat buruklah apa yg selalu mereka perbuat itu”

Berkata Alhafizh Ibnus Sakan: “sanad hadits ini sholih”, dan menurut Alhafizh Almunziri hadits ini hasan atau mendekati hasan.

Didalam hadits jelas menunjukkan begitu besar perhatian beliau terhadap pengentasan kebodohon dan buta huruf sehingga beliau menyampaikan didepan orang banyak akan kekecewaannya terhadap kaum yang membiarkan warganya tidak mengarkan satu sama lain dan tudak belajar dari satu sama lain.

Karena dalam pandangan beliau begitu pentingnya hal yang satu ini maka beliau mengancam kaum yang disebut beliau mereka itu tidak peduli dalam mencerdaskan kaumnya dengan ancaman bahwa beliau akan memberikan mereka hukuman didunia. Itu menunjukkan keseriusan beliau dalam menyikapi situasi saat itu.

Ada satu riwayat hadits yg menambah kuat keseriusan beliau dalam urusan mengajar dan belajar, dimana beliau menetapkan bahwa belajar adalah suatu kewajiban atas semua orang muslim tanpa pandang bulu, tanpa memandang status sosial orang tersebut.

Didalam hadits yg diriwayatkan dengan riwayat yg banyak dan Alhafizh Almizzi berkata bahwa sanad hadits ini adalah hasan bahkan Imam Sayuthi berkata bahwa sanadnya shohih, Rasulullah bersabda:
طلب العلم فريضة على كل مسلم
“Menuntut ilmu adalah wajib atas setiap muslim”

Beliau tetapkan hukumnya belajar adalah wajib dan tentunya untuk ilmu-ilmu wajib, maka muslim yang tidak menjalankan kewajiban ini tentu ia berdosa dan dengan makna yang dikandung hadits ‘Alqomah diatas maka pemerintah berhak memberikan hukuman kepada yg tidak menjalankannya.

Begitu pula berlaku untuk mengajar karena didalam banyak hadits didapat ancaman bagi yang menyembunyikan ilmunya.
Didalam hadits riwayat sayyidina Abdullah bin Umar yang dikeluarkan oleh Imam Thobroni dalam alkabiir dan alawsath, berkata Alhaitsami para perawinya tsiqoh, berkata Rasulullah:
من سئل عن علم فكتمه الجم يوم القيامة بلجام من نار
“Siapa yg ditanya tentang ilmu lalu ia menyembunyikannya niscaya akan dipecut dihari kiamat dengan pecit dari api”

Melihat kondisi umat sekarang dimana kebodohan terhadap ilmu syariat merata dimana-mana, bukan cuma dikampung-kampung dan pelosok-pelosok tapi juga di kota-kota, walaupun banyak yang tidak meminta secara lisan untuk diajarkan ilmu syariat bahkan sebagian mereka tidak peduli tapi kondisi umat sekarang yg seperti ini menunjukkan bahwa mereka berkata “ajarkan kami..!”.

Maka orang yg mengerti dan memiliki ilmu syariat ini ketika ia tidak mengajarkan ilmunya maka pantas untuk di pecut dihari kiamat, terlebih Rasul bersabda:
بلغوا عني ولو اية
“Sampaikan dariku walau satu ayat”

Tuesday, October 10, 2017

Dia diutus sebagai guru

Bila anda seorang guru, guru apapun itu asalkan tidak mengajarkan sesuatu yang diharamkan syariat seperti sihir dll, maka berbanggalah dan bersyukurlah karena anda telah diposisikan Allah sebagai makhluk yang menduduki posisi para Rasul yg diutusnya khususnya Rasul termulia dialam semesta yaitu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Terlebih bila anda diangkat Allah menjadi pewaris NabiNya yg sesungguhnya yang tersebutkan didalam hadits beliau:
العلماء ورثة الانبياء
“Para ulama adalah pewaris para Nabi”
Dan disebutkan didalam alqur’an tentang ulama yg sebenarnya didalam surat fathir:28
انما يخشى الله من عباده العلماء
“Sungguh yang takut kepada Allah diantara hamba-hambaNya, hanyalah ulama”

Kenapa guru harus berbangga ketika diposisikan sebagai guru?, jawabannya adalah karena tidak ada jabatan yg paling mulia disisi Allah selain guru, tentunya setelah jabatan kenabian.
Kenapa jabatan guru menjadi jabatan paling mulia? Karena ketika para Nabi dan Rasul diutus oleh Allah sebagai guru dan mereka adalah makhluk-makhluk paling mulia di alam semesta bahkan lebih mulia dari para malaikat, maka guru sebagai tugas mereka sudah pastilah menjadi tugas dan jabatan paling mulia karena dipegang oleh manusia-manusia paling mulia bahkan makhluk-makhluk paling mulia.

Rasulullah menyatakan bahwa ia adalah guru
Didalam banyak ayat Allah menyatakan secara jelas bahwa Beliau diutus sebagai guru dan di banyak hadits juga beliau menyatakan secara langsung bahwa beliau adalah guru dan diutus sebagai guru.

Adapun ayat alqur’an yang menyatakan demikian diantaranya sebagai berikut:
- surat alimron:163
لقد من الله على المؤمنين اذ بعث فيهم رسولا من انفسهم يتلو عليهم آياته ويزكيهم ويعلمهم الكتاب والحكمة وان كانوا من قبل لفي ضلال مبين

“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yg beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yg membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Alkitab dan Alhikmah dan sungguh sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yg nyata”

- didalam surat Aljum’ah:2
هو الذي بعث في الاميين رسولا منهم يتلو عليهم آياته ويزكيهم ويعلمهم الكتاب والحكمة وان كانوا من قبل لفي ضلال مبين

“Dialah yg mengutus kepada kaum yg buta huruf seorang Rasul diantara mereka, yg membacakan ayat-ayatnya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (assunnah) dan sungguh mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yg nyata”

Adapun hadits yg menerangkan bahwa beliau adalah seorang guru, diantaranya sebagai berikut:
- hadits yg diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Addarimiy dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata:
خرج رسول الله صلى الله عليه وسلم ذات يوم من بعض حجره فدخل المسجد فاذا هو بحلقتين احداهما يقرؤون القرآن ويدعون الله تعالى والاخرى يتعلمون ويعلّمون فقال النبي صلى الله عليه وسلم كل على خير هؤلاء يقرؤون القرآن ويدعون الله فإن شاء اعطاهم وان شاء منعهم وهؤلاء يعلّمون ويتعلمون وانما بعثت معلما فجلس معهم

“Rasulullah keluar disuatu hari dari rumahnya lalu ia masuk masjid, maka ia dapatkan 2 halaqoh salah satunya mereka membaca alqur’an dan mereka berdoa kepada Allah dan yg lainnya mereka belajar dan mengajar. Lantas Nabi bersabda: semuanya baik, mereka membaca alqur’an dan berdoa kepada Allah, jika Allah mau Ia berikan permintaan mereka dan jika Ia mau Ia tidak berikan permintaan mereka, dan mereka yg lain mengajar dan belajar. Sungguh aku diutus hanya sebagai pengajar. Lalu beliau duduk bersama mereka (yg belajar)”

- hadits lainnya yaitu yg diriwayatkan oleh Muslim didalam kitab shohih beliau disebuah kisah dimana Nabi memberikan pilihan kepada istri-istrinya antara mereka diberikan Allah segala perhiasan dunia tapi mereka berpisah dengan Nabi ataukah mereka hidup sederhana bersama Nabi?, beliau memulainya dengan sayyidatina Aisyah untuk memilih mana yg akan dipilih lalu sayyidatina Aisyah memilih Nabi dan berpesan kepada Nabi agar beliau tidak memberi kabar kepada istri-istrinya yg lain bahwa dirinya memilih Nabi, setelah ia berkata demikian Nabipun bersabda:
ان الله لم يبعثني معنتا ولا متعنتا ولكن بعثني معلما ميسرا
“Sungguh Allah tidak mengutusku sebagai orang yg menjerumuskan seseorang dalam kesulitan dan orang yg mencari-cari kesalahan orang lain, tapi Allah mengutusku sebagai guru yg memberikan kemudahan”

- hadits lainnya yaitu yg diriwayatkan juga oleh Muslim dalam kitab shahihnya dari sahabat yg bernama Muawiyah bin Hakam Assulamiy radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
Ketika akunsedang sholat bersama Rasulullah tiba-tiba seseorang bersin, lalu aku berkata: يرحمك الله, merekapun melihatku dengan melotot. Akupun berkata: ada apa dengan kalian melihatku begitu?? Merekapun memukulkan tangan-tangan mereka ke paha mereka, ketika aku faham bahwa mereka ingin aku diam maka akulun diam.
Setelah Rasulullah selesai sholat iapun memanggilku, 
Berkata sayyidina Muawiyah dalam hadits tersebut setelahnya:
بابي هو وامي ما رأيت معلما قبله ولا بعده احسن تعليما منه فوالله ما كهرني ولا ضربني ولا شتمني
“Demi ayah dan ibuku...tidak pernah aku lihat guru sebelumnya dan sesudahnya yg lebih baik mengajarnya melebihi beliau. Demi Allah ia tidak menghardik-ku, tidak memukul-ku dan tidak mencaciku....”

Itulah sebagian ayat dan hadits yg menyatakan bahwa Rasulullah diutus sebagai guru dan bahkan sebagai guru terbaik sepanjang masa sebagaimana kesaksian sayyidina Muawiyah bin Hakam.

Sekali lagi...maka berbanggalah anda ketika anda dijadikan Allah sebagai seorang guru dan jadilah guru terbaik untuk murid-murid anda yg dapat melahirkan manusia-manusia bermanfaat untuk umat manusia.

JILBAB DAN CADAR KEBUDAYAAN ARAB, BENARKAH..?

Ada pemahaman salah dan keliru yg merasuk otak dan akal sebagian kecil muslimin seputar hijab dan cadar yg digunakan oleh sebagian muslimah ...